Rabu, 29 Juli 2015

New Story

Pernah berdoa supaya dijodoh kan sama seseorang tapi ga dikabulin?

Tenang.

Itu bukan berarti Tuhan ga sayang, tapi karna orang yang ada di doa lu, bukan jodoh lu. Memang awalnya sulit banget buat nerima kenyataan, tapi pada akhirnya, sebuah perahu akan berlabuh pada sebuah dermaga. Tsaaaah elah bahasa gue wkwkwkwk berat broh kek talang aer hahaha

Ya itu sih yang gue alami sendiri hahaha
Emang ya, Allah itu ga akan kasih penyakit tanpa ada obatnya. Termasuk sakit hati hahaha. Beberapa minggu setelah gue patah hati, gue mulai coba buat buka hati untuk orang lain. Gue sadar bahwa pria ga cuma dia doang. Dan gue sadar kalo pesona gue ini ternyata masih kuat #eeeeaaaakkkkk huek wkwkwkwk. Ngga deng, becanda hahaha.

Gue juga heran orang ini mau sama gue hahaha.

Sama seperti yang dulu-dulu, gue ga pernah liat dia dari fisiknya.
Tinggi ? Sepantaran gue.
Ganteng ? Engga, manis tapi.
Putih ? Putihan gue kayaknya hahaha.
Pinter ? Jelas. Gue menilai pria dari otaknya dulu hahaha.

Ya intinya sih, menurut gue dia lebih baik dari yang kemarin ehehe. Yang jelas, setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Selasa, 28 Juli 2015

Dear Friends...

Dear friends,

Ku tulis cerita kita di sebuah kertas putih dengan segenggam tinta
Ku gambarkan suasana ceria di sebuah lembaran kusam dengan jutaan warna
Kita memang berbeda
Tapi perbedaan lah yang justru mempersatukan kita

Sebait lagu kita ciptakan saat bersama
Milyaran kesan t’lah kita ukir ketika bersama
Beribu masalah dapat kita pecahkan jika bersama

Gelak tawa mengiringi perjalanan kita
Rindu temu memenuhi hati kita
Tetesan air mata pun ada ketika duka menghampiri kita

Tiada kata tanpa seutas kasih
Tiada tawa tanpa sebening kalbu
Tiada cerita tanpa kalian…

Dear friends,

Teman ?

Sebenernya, apa sih artinya sahabat? Eh tapi jangan, sahabat terlalu tinggi.
Ganti deh.
Sebenernya, apa sih artinya teman?

Gue masih bingung. Ada yang bilang, sebagai pelengkap kekurangan diri kita. Ada yang bilang penghibur dikala sedih. Ada juga yang bilang penolong disaat susah, dan sebagainya.
Tapi, apa itu inti dari sebuah hubungan pertemanan?

Ya emang disaat-saat tertentu kayak gitu, mungkin kita butuh teman. Tapi menurut gue intinya bukan itu. Lepas dari semua yang kalian pikirin. Ini pendapat gue, jadi gue bebas bersuara.

Menurut gue, ya bener, teman itu pelengkap hidup gue, tapi yang penting, teman itu ga manfaatin gue, ada disaat senang maupun susah, tanpa kita bicara, seorang teman yang mengerti temannya sendiri, pasti dengan sendirinya bakal tau apa yang harus dilakukannya saat temannya butuh dia, intinya, mau nerima kita apa adanya, bukan ada apanya.

Tapi itu semua emang susah dilakukan kalo ga ada hubungan timbal balik. Jangan kan timbal balik. Yang tulus dan ga mengharapkan apapun, bisa di sia-sia kan begitu aja. Kayak sampah. Yeah… like that haha -_-

Jumat, 03 Juli 2015

Motivator Ku Sayang

Krik! krik! krik!

Suara jangkrik?

Bukan! Itu bukan suara jangkrik! Tapi itu suasana kelas ku saat ini setelah pak gege selesai menulis beberapa soal ekonomi di papan tulis. Ini sudah ketiga kalinya beliau masuk ke kelas ku untuk menggantikan pak harun yang sedang cuti mengajar ekonomi karena istrinya dirawat dirumah sakit. Sebenarnya pak gege (nama aslinya sih gemilang purnama, tapi entah kenapa ketika pidato perkenalannya sebagai kepala sekolah baru disini, beliau bilang kalau ia lebih suka dipanggil gege) adalah kepala sekolah di sini, tapi beliau juga merangkap sebagai guru ekonomi ketika dibutuhkan.

Oke kembali ke topik cerita. Kenapa kelas ku bisa se-krik ini? Karena, setelah menulis soal biasanya pak gege akan memanggil nama beberapa murid untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Mata elang pak gege mulai memandangi satu per satu wajah-wajah gugup di depannya, mencari mangsa. Sekilas kulihat ujung bibir sebelah kirinya terangkat sedikit ketika sepasang mata yang berada dibalik kacamata besarnya itu beradu pandang dengan mataku. Ouh sial! Aku agak takut dengan pandangannya yang seperti itu. Kenapa? Karena sejak hari pertama ia mengajar, aku selalu menjadi korban. Nama ku selalu saja dipangil pertama kali untuk mengerjakan salah satu soal di papan tulis. Entah apa salah ku padanya hingga aku sering sekali terkena omelannya. Jujur aku memang tidak bisa mengerjakan semua soal yang ia berikan pada ku, dan hasilnya… ujung jari ku selalu menjadi sasaran empuk penggaris kayu 100 cm miliknya.

Pak gege mulai menarik napas. Dan aku pasrah. Pasrah sepasrah pasrahnya!

“Brian Saputra, kerjakan nomor satu!” suara pak gege memecah keheningan.