Bismillahirrahmanirrahim.
Waktu itu terus berjalan sepanjang waktu. Siang berganti malam, malam berganti pagi dan pagi berganti siang. Berjalan hingga membentuk sirkulasi roda kehidupan.
Terkadang, kita lupa untuk bersyukur. Tatkala kita sedang bergembira atas sesuatu, pasti setidaknya kita pernah lupa bersyukur, meski tidak setiap waktu.
Rasa syukur terhadap sesuatu itu banyak macamnya. Bisa saja kebersamaan dengan orang yang kita sayangi. Baik itu keluarga, sahabat, kekasih, gebetan (atau yang mau digebet? Eeaa eeaa wkwkwk) dan lain sebagainya.
Ambil satu contoh, yaitu orang terdekat (bisa masukkan kategori yang mana saja sesuka suka mu wkwkwk). Saat senang, bisa lupa segalanya, termasuk orang terdekat, kadang ingat, kadang juga terlupakan. Tapi saat sedih, pasti selalu ingat orang terdekat, meskipun tidak semua orang akan berpendapat demikian.
Ego. Salah satu jalan menuju kehancuran yang sehancur-hancurnya dalam sebuah hubungan. Hubungan apapun itu. Ketika akal sehat sudah tidak bisa lagi menang melawan ego, maka bersiaplah menerima sebuah kenyataan yang akan menghancurkan hidup dalam sekejap. Dan biarkan waktu yang mencatat sejarahnya. Waktu yang akan menjawab semuanya.
Ketika akal sehat dikuasai ego dan kepanikan, maka kata-kata sejenis nasihat atau bahkan uraian air mata pun tidak ada apa-apanya. Kalimat bijak dan permintaan maaf hanya terdengar seperti kata-kata yang tabu untuk dipercaya kebenarannya (kekinian bilangnya masuk kuping kanan, keluar kuping kiri). Semua air mata yang ikhlas pun menjadi isapan jempol belaka. Bahkan, perjuangan pun menjadi tiada arti, ketika ego dan amarah menjadi satu.
Perjuangan yang dilakukan pun akan menjadi sia-sia. Dipandang sebelah mata. Atau bahkan tidak terlihat? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.
Lalu, apa gunanya memperjuangkan bila tak diindahkan,tak dihargai arau bahkan tak diharapkan?
Tanya hatimu, dan biarkan waktu yang menjawabnya.
Allah tidak pernah tidur. Selalu tau yang terbaik untuk hambanya. Allah menguji manusia dengan cobaan. Salah satunya adalah sabar dalam memperjuangkan sesuatu. Meskipun akhirnya, saat ego dan amarah membara, lagi-lagi perjuangan tak kan ada artinya. Jika itu terjadi, maka bersabarlah, dan biarkan waktu yang menjawabnya.
Saat terluka dan lelah berjuang, bersabarlah. Semua pasti ada balasannya.
Namun, jika perjuangan tak membuahkan hasil jua, maka berpikirlah dengan jernih. Karena, ketika ego dan amarah memuncak, tiada belas kasih dan akal sehat, maka hidup akan berujung pada kehancuran.
Saat waktu sudah tak lagi berpihak, maka lihatlah penyesalan didepan mata, dan sambutlah keterpurukan yang sudah menghampiri didepan mata. Biarkan waktu yang mencatat sejarahnya. Dan biarkan pula sang waktu yang akan menjawabnya.
Jadi intinya, semarah, sebenci, selelah dan sesabar apapun, tetap ingatlah, bahwa kita adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh orang lain untuk melengkapi perjalanan hidup ini. Jangan sia-siakan yang baik hanya karena ego dan demi mencari yang terbaik. Atau hanya akan mencapai penyesalan dan....
Yap!
Waktu yang akan menjawab semuanya.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar