Jumat, 03 Januari 2014

CABE VS TERONG

Ok sip, kali ini gue akan bahas sesuatu yang lagi jadi trend saat ini. Yaitu CABE. Pada tau ga? Pasti pada tau dong. Lagi naik daun gitu loh (iklan teh pucuk kali.. haha). Cabe yang mau gue bahas sekarang bukan cabe sembarang cabe loh. Ga cuma ‘Hot’ tapi juga bikin batuk kalo salah beli (hayo pikirannya yaaa -_-) hahaha.

Awalnya gue ga tau soal cabe-cabean. Kalian tau ga, gue tau soal cabe-cabean dari siapa? Dari TUKANG SAYUR di pasar!! Bayangin, sebelum gue tau, itu tukang sayur udah tau duluan. Astagfirullah -_- jadi awalnya gini. Waktu itu ibu gue mau bikin sambel, kebetulan stok cabe (cabe asli loh =_=) di kulkas (nah kan, ga mungkin gue simpen cabe-cabean dikulkas ;) udah abis, jadi beliau minta tolong gue buat beli cabe dipasar. Pas gue sampe pasar, warung yang didepan udah pada tutup (karna posisinya waktu itu udah siang menjelang sore) akhirnya gue beli dibelakang pasar, di warungnya Parimin (bukan nama sebenarnya).

Gue : “bang, beli cabe merah 5 ribu sama cabe rawitnya 5 ribu dong”
Parimin : “loh? Ga mau coba beli cabe baru neng?”
Gue : (karna nyokap nyuruhnya beli cabe merah sama rawit, jadi gue ga berani bilang iya, dan gue pun sedikit curiga ama pertanyaannya si Parimin) “kaga ah.” (tapi gue penasaran, akhirnya gue nanya lagi) “emang ada jenis cabe baru? Kok gue ga tau ya?” (tampang innocent)
Parimin : “ada, tuh kayak gitu!” (nunjuk beberapa cewek yang jalan dibelakang gue, dan pakaian mereka menurut gue, ga pantes dipake buat ke pasar -_-)
Gue : (melongo) “maksud lu apaan?”
Parimin : “ya itu namanya cabe-cabean neng. Masa lu kaga tau neng? Norak lu”
Gue : (tambah melongo! Sialan gue dikatain norak sama tukang sayur! Cuma gara-gara cabe-cabean pula =_=)

Rabu, 01 Januari 2014

Siluet Semu #3

Mungkin ini bisa jadi sesi terakhir cerita ini. tapi kalo ada request sih bisa dipikir ulang lagi hehe :b
Selamat membacaa :D


~ii~


Rabu

Pagi yang cerah. Ku langkahkan kaki ini dengan semangat dan keceriaan seperti biasa menuju kampus. Sepanjang perjalanan, aku membayangkan kejadian apa lagi yang akan terjadi hari ini, akan kah indah, atau malah sebaliknya.

Tapi, sejak pagi tadi hingga siang ini, aku belum melihat seseorang yang selalu ingin kulihat setiap hari. Bahkan aku tidak merasakan tanda-tanda kehadirannya. Sempat terpikir dibenak ini, bahwa ‘dia’ sedang terkena musibah. Tapi, ku tepis pikiran bodoh itu jauh-jauh dari pikiranku.

Sore menjelang, aku masih belum melihat batang hidungnya hari ini. Ada rasa kekecewaan, sedih, dan khawatir, semuanya menjadi satu. Tidak biasanya Dewa seperti ini. Yang ku tahu, Dewa bukanlah tipe pria yang suka menggunakan waktunya untuk hal yang tidak berguna, seperti membolos, karena hari ini ia memiliki jadwal kuliah yang padat.

Akhirnya aku pulang kerumah dengan perasaan hampa yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Rasa rindu yang belebihan ini, membuat kelopak mataku tak sanggup menahan beban air yang mulai keluar dari mataku. Air mata ini menetes dengan begitu lihainya melewati pipi ku. semakin lama kurasakan, air mata ini mengalir semakin deras. Ada apa dengan ku? perasaan apa ini? Padahal baru sehari aku tidak bertemu dengannya.

Lelah menangis meratapi hari ini, aku memilih untuk tidur. Mungkin saja ketika esok hari menjelang, semua ini hanya mimpi buruk semata.

---